Sabtu, 11 Maret 2017

Sejarah Akuntansi Internasional dan Isu Terbaru IFRS


Dalam bukunya, Financial Accounting Theory, Scott (2012) secara ringkas menguraikan bahwa sejarah akuntansi dimulai ketika sistem pembukuan ganda diciptakan oleh Luca Paciolo pada tahun 1494. Saat itu, selain menjelaskan pencatatan ganda (debit-kredit), yang mencatat akun-akun yang memiliki dimensi fisik atau legal (kas, persediaan, harga pokok persediaan), Paciolo juga sudah mengembangkan konsep abstrak mengenai pendapatan (income) dan modal (capital) untuk mengatasi permasalahan pencatatan terkait perbedaan antara harga jual dengan harga pokok barang yang dijual.

Pada awal abad ke-18, konsep perusahaan dengan modal bersama (joint stock company) mulai dikembangkan di Inggris dengan dilandasi konsep keberadaan permanen, kewajiban terbatas pemegang saham, dan peralihan kepemilikan. Konsep peralihan kepemilikan ini kemudian menjadi cikal bakal perkembangan pasar modal atau tempat jual beli saham. Dari sini kemudian mulai muncul tuntutan mengenai pemenuhan kebutuhan investor akan informasi keuangan perusahaan yang akan memperjualbelikan sahamnya di pasar modal.

Pada tahun 1844, Undang-undang Perusahaan (Companies Act), yang mengatur perlunya perusahaan menerbitkan necara yang sudah diaudit, lahir di Inggris. Namun demikian, pada tahun berikutnya aturan ini tidak berlaku karena penyediaan informasi tersebut dilakukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan dan pemegang saham, sehingga perusahaan tidak lagi merasa wajib memenuhi ketentuan tersebut. Setelah itu, penyediaan informasi tersebut bersifat sukarela, meski akhirnya praktik ini tidak dapat berjalan baik karena ketiadaan prinsip akuntansi yang disepakati.

Pada abad ke-20 perkembangan akuntansi beralih ke Amerika Serikat (AS). Awalnya, ekonomi Amerika Serikat hanya memerlukan fungsi-fungsi akuntansi sederhana, dan profesi akuntansi bisa dikatakan tidak ada. Pada saat itu, kebanyakan bisnis berjalan dengan kepemilikan tunggal. Laporan akuntansi lebih ditekankan pada kemampuan melunasi utang (solvency) dan likuditias, terbatas untuk keperluan intern dan pemeriksaan oleh bank dan pemberi pinjaman lainnya.

Pelaporan keuangan dan audit laporan keuangan masih dilakukan berdasarkan prinsip kesukarelaan. Lalu, dari tahun 1900 sampai 1929 banyak perusahaan tumbuh menjadi besar dan pertumbuhan ini menciptakan sebuah permintaan yang lebih besar terhadap pengungkapan (disclosures) dan perubahan orientasi pelaporan dari solvency menjadi kemampuan menghasilkan laba (profitability). Ketika jumlah orang yang berinvestasi di pasar modal semakin meningkat, harga-harga saham mulai meningkat.

Antara tahun 1925 dan 1926 harga saham mengalami fluktuasi sangat tajam, yang diikuti oleh kenderungan kenaikan pada tahun 1927. Situasi bull market tersebut semakin menarik banyak orang untuk berinvestasi hingga terjadi pertumbuhan pasar modal seacara fantastis pada tahun 1928, dan mencapai puncaknya pada bulan September 1929.

Namun, setelah itu, harga saham mulai turun sehingga banyak investor menjual sahamnya dan penjualan itu mencapai puncaknya sebulan kemudian. Tepatnya tanggal 24 Oktober 1929, yang dianggap sebagai Black Thursday, pasar modal New York collapse. Sejak saat itu, Amerika Serikat memasuki era yang dikenal sebagai Depresi Besar (Great Depression).

Selanjutnya Choi dan Mueller (1998; 38) mengungkapkan bahwa secara struktural pengembangan akuntansi internasional yang terjadi sekarang meliputi porsi sebagai berikut:
1.      Pola Pengembangan Komparatif
Pendekatan yang dikembangkan oleh Mueller yang berbeda terhadap pengembangan akuntansi dapat diamati di negara-negara barat yang memiliki sistem ekonomi yang berorientasi pasar, meliputi pola makorekonomis, pola mikroekonomis, pendekatan disiplin independen, dan pendekatan akuntansi seragam.
2.      Pola Makroekonomis
Tujuan perusahaan bisnis tentu saja lebih sempit daripada kebijakan ekonomi nasional. Perusahaan mempunyai tujuan tertentu yang harus dicapai, seringkali beroperasi dalam dimensi dan ruang waktu yang terbatas, dan bertanggunggugat kepada kelompok-kelompok kepemilikan yang jelas. Konsekuensinya, tujuan perusahaan secara normal mengikuti kebijakan nasional. Hal ini bukan kondisi absolut, karena perusahaan bisnis merupakan bagian dari kepntingan publik yang mempengaruhi dan mengarahkan kebijakan-kebijakan nasional; jadi ada hubungan sebab-akibat timbal balik.
Ada tiga pernyataan yang berkaitan dengan pola ini yaitu:
1.      Perusahaan bisnis merupakan unit essential dalam struktur ekonomi suatu negara.
2.      Perusahaan bisnis mencapai tujuannya dengan cara yang terbaik melalui koordinasi erat aktivitas-aktivitasnya dengan kebijakkan-kebijakkan ekonomi nasional dalam lingkungannya.
3.      Kepentingan publik dilayani dengan baik jika akuntansi perusahaan bisnis saling berhubungan erat dengan kebijakan nasional.
4.      Pola Mikroekonomis
Ekonomi yang berorientasi pada pasar, termasuk ekonomi yang tidak begitu banyak mendapat campur tangan administrasi pemerintah pusat, mempercayakan sebagian besar kesejahteraan ekonomi kepada aktivitas-aktivitas bisnis dari indvidu-individu dan masing-masing perusahaan bisnis. Dengan demikian, dalam ekonomi ini, terdapat suatu orientasi fundamental yang mengarah pada setiap sel dari akivitas ekonomi.

Isu Terbaru pada Akuntansi Internasional
IASB (International Accounting Standard Board) dan FASB (Financial Accounting Standard Board) bekerjasama untuk membentuk standar akuntansi internasional terbaru yaitu IFRS 15: Revenue Recognition from the customers. IFRS 15 telah menggantikan beberapa standar terkait pengakuan pendapatan, yaitu:
1.      IAS 11 Constructions Contracts
2.      IAS 18 Revenue
3.      IFRIC 13 Customer Loyalty Programmes
4.      IFRIC 15 Agreements for the Constructions of Real Estate
5.      IFRIC 18 Transfer of Assets from Customers
6.      SIC-31 Revenue-barter Transactions Involving Advertising Services.

IFRS 15 memspesifikasi bagaimana dan kapan pendapatan akan diakui dan menyediakan perusahaan untuk menghasilkan laporan keuangan yang lebih informative, pengungkapan yang relevan (relevant disclosures). Standar ini melakukan principle basis berdasarkan five-step model bahwa entitas harus membukukan pendapatan yang diperoleh dari kontrak yang dilakukan oleh pelanggan. The five step model dari IFRS 15 adalah:
1.      Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan.
2.      Mengidentefikasi kewajiban kinerja (Perfomance Obligations) dalam kontrak.
3.      Menentukan harga transaksi
4.      Mengalokasikan harga transaksi berdasarkan perlaksanaan kewajiban dalam kontrak
5.      Mengakui pendapatan ketika (pada saat) entitas telah melaksanakan kewajiban kinerja.

Di Indonesia, IFRS 15 telah berlaku sejak 1 Januari 2017 namun karena masih sulitnya pengimplementasian standar baru terhadap berbagai entitas yang ada sehingga standar ini masih dalah tahap penyesuaian hingga tahun 2018 mendatang. Bedasarkan Seminar Indonesia Accounting Fair 2017 pada tanggal 8 – 9 Maret 2017 di Universitas Indonesia, bekerjasama dengan beberapa KAP 4 besar di Indonesia yaitu KPMG dan PwC, implementasi IFRS 15 pada sebuah entitas akan membutuhkan beberapa perubahan sistem akuntansi dan IT. Selain itu, beberapa entitas yang menjual bundled products (paket), harus dialokasikamn harga transaksinya secara terpisah dengan menentukan standing-alone prices. Beberapa consideration seperti variable consideration, non-cash consideration, time value of money sangat dipertimbangkan sebelum entitas mengakui pendapatannya. Prinsip utama dalam IFRS 15 adalah entitas harus mengakui pendapatan untuk mendeskripsikan transfer dari barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan dalam jumlah. Perusahaan baru bisa mengakui pendapatannya jika perusahaan telah melakukan performance obligations sesuai kontrak yang tertera kepada pelanggan dan pelanggan akan membayarnya.

References:
Frederick D.S Choi., Gerhard G. Mueller. 1992. International Accounting, 2nd edition. Prentice hall Inc. Harry I. Wolk., Jere R. Francis., Tearney. 1992. Accounting theory, 3rd edition. South western publishing co.

Santoso, Hendra F. 2010.  Akuntansi Internasional. Akuntansi Krida Wacana. Vol. 10 No.1. http://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/index.php/Akun/article/view/710

Widarsono, Agus. 2009. Sebuah Tinjauan: Perkembangan Akuntansi Internasional. http://www.cs.unsyiah.ac.id/~frdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/perkembangan-akuntansi-internasional4.pdf

Yulianto, Eri. 2012.  Anomali Perkembangan Akuntansi. Universitas Gajah Mada. http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/36740849/Anomali_Perkembangan_Akuntansi.pdfAWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1489253049&Signature=H9lo%2FcYJbZMR9uu8X3HUd0qMIKs%3D&response-Anomali _Perkembangan_Akuntansi.pdf